Jumat, 20 Januari 2017

Cinta kampungan


Hujan tidak akan pernah bisa menjawab resah ibu yang menanti anaknya pulang..
Dalam gelap kamar mata ibu berkaca-kaca..
Mengadu pada bantal, kapan anakku pulang?
Air mata dan hujan mengalir pada sungai-sungai rindu..
Di atas mimbar-mimbar...
Di meja-meja presentasi..
Anak yang pernah kesusahan menyeka ingus, lantang bicara hukum negara beserta makelar kasus..
Menjadi api pada ilalang-ilalang kering..
Menjelma melati pada tumpukan sampah...
 "kita muda!" Tidak kita pinjam matahari untuk meramal masa depan..
Juga bukan pada rembulan kita mengais kenangan..
Hari ini tidak akan kita miliki esok, hari esok kita cari saat ini..
Ibu adalah rumahrumah rindu tanpa lapuk..
Yang dalam setiap irisan cabainya, selalu bergumam, "di rantau, sudahkah makan anakku?"
Cinta ibu adalah cinta tanpa rumus matematika..
Cinta sederhana yang sering dianggap kampungan oleh anaknya..
Cinta yang seikhlas cabai ketika diiris..
Seikhlas pala ketika ditumbuk..
Seikhlas nasi ketika dikunyah..
Sakit dan remuk yang terus dirasa indah..

By "Mas Ibra"